Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wiji Thukul dan 3 Puisi fenomenalnya




Wiji Thukul merupakan seorang aktivis yang tumbuh dan bergerak di daerah Solo, Jawa Tengah. Kisah hidup dan perjuangannya menjadi catatan sejarah hingga kini. 

Tidak karena perlawanannya namun juga kematiannya yang misterius hingga saat ini. Berikut puisi wiji thukul dilansir dari mudabicara.com:

3 Puisi Fenomenal Wiji Thukul  

1. Peringatan

jika rakyat pergi

ketika penguasa pidato

kita harus hati-hati

barangkali mereka putus asa

kalau rakyat sembunyi

dan berbisik-bisik

ketika membicarakan masalahnya sendiri

penguasa harus waspada dan belajar mendengar

bila rakyat tidak berani mengeluh

itu artinya sudah gawat

dan bila omongan penguasa

tidak boleh dibantah

kebenaran pasti terancam

apabila usul ditolak tanpa ditimbang

suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan

dituduh subversif dan mengganggu keamanan

maka hanya ada satu kata: lawan!

Solo, 1986

2. Nyanyian Akar Rumput

Jalan raya dilebarkan

Kami terusir

Mendirikan kampung

Digusur

Kami pindah-pindah

Menempel di tembok-tembok

Dicabut

Terbuang

Kami rumput

Butuh tanah

Dengar!

Ayo gabung ke kami

Biar jadi mimpi buruk presiden!

Juli 1988

3.  Aku Masih Utuh dan Kata-kata Belum Binasa

aku bukan artis pembuat berita

tapi aku memang selalu kabar buruk buat

penguasa

puisiku bukan puisi

tapi kata-kata gelap

yang berkeringat dan berdesakan

mencari jalan

ia tak mati-mati

meski bola mataku diganti

ia tak mati-mati

meski bercerai dengan rumah

ditusuk-tusuk sepi

ia tak mati-mati

telah kubayar yang dia minta

umur-tenaga-luka

kata-kata itu selalu menagih

padaku ia selalu berkata

kau masih hidup

aku memang masih utuh

dan kata-kata belum binasa

18 juni 97

Posting Komentar untuk "Wiji Thukul dan 3 Puisi fenomenalnya"